Narkoba Sering Jadi Candu Perempuan?
Indonesia menjadi pasar sabu terbesar di dunia setelah Thailand.
Pecandunya tak hanya kaum laki-laki, justru sebagian besar kaum
perempuan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam makalah
berjudul The Formative Years Pathways to substance Abuse among Girls and
Young Women Ages 8-22 tersebut, perempuan cenderung lebih mudah menjadi
pecandu dan mengalami dampak lebih parah.
Penelitian lanjutan menunjukkan perempuan lebih cepat mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif dibanding pria.
Selain
itu, pemakaian salah satu jenis zat saja bisa memperbesar kemungkinan
seorang perempuan mengonsumsi zat-zat adiktif lainnya seperti alkohol,
rokok, atau jenis narkotika lain. kemungkinan tersebut jauh lebih tinggi
dibanding pada pria.
Joseph A. Califano Jr, presiden CASA,
mengatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan besarnya kecenderungan
tersebut. Secara psikologis, perempuan lebih mudah terserang depresi
dibanding pria.
Perempuan juga cenderung memiliki kebiasaan makan buruk, dan lebih rentan terhadap penyiksaan fisik dan seksual.
“Semua faktor tersebut bisa meningkatkan kecenderungan wanita menggunakan zat adiktif,” papar Califano.
Parahnya,
sambung Califano, yang amat mengkhawatirkan, selain lebih cepat
mengalami ketergantungan, wanita juga cenderung merasakan efek lebih
parah akibat ketergantungannya tersebut. Karena wanita lebih mudah
mengalami depresi dibanding pria, kecenderungan bunuh diri wanita
pecandu lebih tinggi dibanding pria.
Secara fisiologis, paru-paru
wanita juga lebih mudah rusak jika ia merokok. Wanita juga cenderung
lebih mudah mengalami kerusakan otak jika kecanduan alkohol.
Secara
sosial, dampak ketergantungan zat adiktif pada wanita juga lebih
mengerikan. Wanita pecandu narkotika dan obat-obatan terlarang
ditengarai cenderung lebih mudah terlibat dalam aktivitas seksual
berisiko tinggi. Misalnya, dengan partner seks yang tidak ia kenal sama
sekali tanpa menggunakan pelindung.
Wanita pecandu berusia muda
juga berkemungkinan lebih besar menjadi korban penyiksaan seksual dan
fisik. Akibatnya mudah ditebak, para wanita itu bisa makin terpuruk
dalam ketergantungan zat adiktif.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat perempuan cepat sekali kecanduan barang haram tersebut?
Trauma sosial
Hal
ini terkait trauma sosial. Rasa trauma ini menjadi penyebab teratas
dari penggunaan narkoba. Trauma sosial bukan hanya karena masalah pada
diri sendiri, budaya dalam keluarga, atau sosial.
Namun umumnya
juga disebabkan oleh perilaku seks yang menyimpang, lingkungan keluarga
yang tidak harmonis, kekerasan fisik, ataupun merasa terasingkan.
Alasan psikologis
Banyak
studi kasus menyebutkan, kebanyakan para pengguna narkoba awalnya hanya
coba-coba. Meski beberapa orang mampu mengendalikan dirinya untuk tidak
kecanduan, namun tidak sedikit pula yang menjadikan obat-obatan ini
sebagai pelampiasan dari masalah psikologis yang dideritanya seperti
pengalaman emosional, rasa marah yang berlebihan, rasa bersalah, sedih,
merasa kosong, dan kesepian.
Dari perasaan tersebut, para pecandu
narkoba kerap kali menggunakan obat-obatan terlarang tersebut untuk
mematikan emosi, melarikan diri dari rasa sakit, bahkan merasa bahwa
narkoba mampu meningkatkan kepercayaan dirinya.
Penyakit mental dan peranan gen
Penyakit
mental tertentu dan korelasi antara genetika biokimia obat juga bisa
memicu seseorang untuk lebih mudah kecanduan dengan narkoba. Untuk
penanganan yang satu ini, diperlukan psikoterapi dan pemberian motivasi
yang bisa membuat perubahan dalam diri pecandu.
Perlu diketahui
bahwa mereka yang kecanduan narkoba kebanyakan merasa seolah-olah telah
masuk ke dalam perangkap sehingga sulit melepaskan diri. Yuk, jaga diri,
keluarga, dan lingkungan dari jahatnya obat-obatan terlarang ini.
1 opmerkings:
Degradasi tanah
Posted on Februari 13, 2011 | Tinggalkan
Tanah hutan mempunyai laju infiltrasi permukaan yang tinggi dan makroporositas yang relatif banyak, sejalan dengan tingginya aktivitas biologi tanah dan turnover perakaran. Kondisi ini mendukung air hujan yang jatuh dapat mengalir ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam dan juga mengalir secara lateral (Susswein et al.,2001). Perkembangan perakaran tanaman hutan mampu menekan dan memperenggang agregat tanah yang berdekatan. Penyerapan air oleh akar tanaman hutan menyebabkan dehidrasi tanah, pengkerutan, dan terbukanya rekahan-rekahan kecil. Kedua proses tersebut dapat memicu terbentuknya pori yang lebih besar (makroporositas). Dengan kata lain,pembentukan makroporositas ini selain disebabkan oleh adanya celah atau ruang yang terbentuk dari pemadatan matrik tanah juga adanya gangguan aktivitas perakaran, hewan tanah, pembengkaan, perekahan dan pengkerutan tanah (Marshall et al.,1999). Lebih jauh, exudant akar dan akar yang mati khususnya akar rambut akan memicu aktivitas mikroorganisme yang akan menghasilkan bahan humik yang berfungsi sebagai semen. Bahan humik tanah mempunyai peranan yang besar terhadap agregasi liat tanah yang berukuran relatif kecil, sedang peranannya terhadap agregasi agregat kecil atau partikel debu dan pasir relatif kecil (Marshall et al., 1999).
Kerusakan struktur tanah akan berdampak terhadap penurunan jumlah makroporositas tanah dan lebih lanjut akan diikuti penurunan laju infiltrasi permukaan tanah dan peningkatan lapisan permukaan. Kerusakan struktur tanah yang demikian akan menyebabkan berubahnya pola aliran air di dalam sistem tata guna lahan. Kerusakan struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah sebagai akibat dari pukulan air hujan dan kekuatan limpasan permukaan.Penurunan kestabilan agregat tanah berkaitan dengan penurunan kandungan bahan organik tanah, aktivitas perakaran tanaman dan mikroorganisme tanah.
Plaas 'n opmerking